Fakultas Ilmu Budaya membentuk satgas pendirian Program Studi Televisi dan Film pada tahun 2009. Pembentukan satgas ini sebagai implementasi atas rancangan strategis pengembangan institusi dalam merespons perkembangan akademik. Selanjutnya satgas melakukan komunikasi dan koordinasi dengan beberapa perguruan tinggi yang terlebih dahulu telah mendirikan Program Studi Televisi dan Film, di antaranya adalah: Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Sekolah Tinggi Multi Media ‘MMTC’ Yogyakarta, dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Pada tahun 2010 keluarlah Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor: 97/D/O/2010 tertanggal 9 Juli 2010 tentang Pendirian Program Studi Televisi dan Film Universitas Jember. Keluarnya SK tersebut menjadi tonggak sejarah baru bagi keberadaan Program Studi Televisi dan Film, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember sebagai program studi yang pertama kalinya di Indonesia berada bawah naungan universitas. Karena sebelumnya keberadaan Program Studi Televisi dan Film berada di bawah institut dan sekolah tinggi.

Program Studi S-1 Televisi dan Film menjadi program studi unggul dalam bidang ilmu televisi dan film yang berbasis kehidupan seni budaya lokal

1. Menyelenggarakan pusat pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang kreatif dan profesional dalam bidang televisi dan film.

2. Melaksanakan kajian seni budaya lokal, laboratorium kekaryaan, produksi pertelevisian dan perfilman yang responsif serta adaptif terhadap perkembangan ilmu, teknologi, seni, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

3. Mengembangkan kehidupan seni budaya dengan mengaplikasikan hasil-hasil eksplorasi seni budaya lokal dalam bentuk produk audiovisual untuk program televisi dan film.

4. Mewujudkan potensi mahasiswa di bidang kajian seni budaya lokal dengan memanfaatkan teknologi multimedia pertelevisian dan perfilman.

1. Menciptakan peneliti yang berkompeten di bidang perfilman dan pertelevisian.
2. Menghasilkan filmmaker professional baik untuk kebutuhan layar lebar, televisi, dan media baru.
3. Menghasilkan wirausahawan yang mampu menangkap peluang di bidang industri kreatif.

1. Peneliti
   Peneliti muda yang mampu menerapkan teori dan metodologi penelitian bidang pertelevisian dan perfilman.
2. Filmmaker
   Sarjana seni yang menguasai proses produksi audiovisual baik berupa film, televisi, dan media baru.
3. Creative Business
   Sarjana Seni yang mampu menangkap peluang usaha atau bisnis di bidang audiovisual.