Tugas Akhir Mahasiswa PSTF: “Kita Punya Sedikit Waktu untuk Bicara” Tayang Perdana di KCM Jember

Jember, 4 Juli 2025 — Program Studi Televisi dan Film (PSTF) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember kembali mempersembahkan karya tugas akhir mahasiswanya dalam bentuk pemutaran film di layar lebar. Film berjudul Kita Punya Sedikit Waktu untuk Bicara, karya Denniswara Menara Iman dan Muhammad Ramadhan, ditayangkan dalam dua sesi pemutaran di Kota Cinema Mall (KCM) Jember pada pukul 18.30 WIB hingga selesai, bertempat di Studio 1.

Pemutaran ini bukan hanya sekadar agenda akademik, melainkan juga momen apresiasi dan refleksi atas kerja kreatif mahasiswa film dalam menyampaikan gagasan sinematik mereka ke publik.

Dua Sesi Tayang, Satu Cerita yang Menyentuh

Film berdurasi 29 menit 39 detik ini mengangkat tema drama fantasi psikologi, mengisahkan pertemuan seorang pengidap AIDS stadium akhir bernama Nadia dengan sosok malaikat pencabut nyawa di ruang tunggu rumah sakit. Melalui percakapan intens dan penuh perenungan, film ini menggali sisi kemanusiaan, rasa syukur, dan penerimaan terhadap akhir kehidupan.

Sineas muda Denniswara sebagai sutradara menyampaikan bahwa film ini merupakan eksplorasi dari keresahan dan pengamatannya terhadap bagaimana manusia mempersepsikan kematian—sebagai akhir, atau justru bentuk kebahagiaan. Bersama editor M. Ramadhan, mereka berhasil meramu naskah, visual, dan ritme film menjadi satu kesatuan cerita yang emosional dan reflektif.

Ruang Diskusi Bersama Pengkarya

Usai pemutaran, penonton diberikan kesempatan untuk berdialog langsung dengan kedua pengkarya utama. Diskusi ini membuka ruang interpretasi atas film, baik dari segi penyutradaraan maupun penyuntingan visual. Dengan latar belakang mahasiswa dari berbagai program studi, pertanyaan yang muncul pun beragam dan mencerminkan ketertarikan yang luas terhadap tema dan eksekusi film.

Para penonton juga aktif berdiskusi tentang simbolisme dalam film, pendekatan dramatisasi kematian, serta pertimbangan teknis dalam proses pascaproduksi. Hal ini menjadi pengalaman belajar bersama yang berharga, terutama bagi mahasiswa film dan penggiat komunitas sinema di Jember.

Dihadiri oleh Keluarga, Dosen, dan Teman Sejawat

Salah satu hal yang membuat pergelaran ini istimewa adalah dukungan penuh dari berbagai pihak. Keluarga pengkarya hadir mengenakan kaos design film Kita Punya Sedikit Waktu untuk Bicara, sebagai bentuk dukungan moral dan emosional. Para dosen PSTF pun hadir menyaksikan sekaligus memberikan penilaian akademik terhadap film sebagai tugas akhir.

Tidak hanya rekan-rekan dari PSTF bahkan mahasiswa dari fakultas dan universitas lain, yang turut serta membeli tiket untuk menonton film ini. Antusiasme ini menjadi bukti bahwa film mahasiswa mampu menjangkau audiens lebih luas dan menumbuhkan apresiasi.

Peran HIMAFISI dan Kolaborasi Internal

HIMAFISI turut terlibat dalam mendukung kegiatan ini, baik sebagai tim dokumentasi, promosi, maupun kehadiran sebagai bentuk solidaritas organisasi. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari kalender kerja HIMAFISI sebagai bentuk dukungan terhadap karya-karya mahasiswa yang lahir dari proses panjang dan intens.

Pergelaran ini menunjukkan bahwa tugas akhir bukan semata-mata formalitas akademik, melainkan bentuk aktualisasi diri mahasiswa sebagai seniman audio visual yang mampu menyampaikan keresahan sosial dan pribadi melalui media film.

Catatan Pengkarya: “Kebahagiaan Tidak Selalu Datang di Awal”

Dalam catatan pengkaryanya, Denniswara dan Rama menyatakan bahwa film ini adalah hasil observasi sekaligus imajinasi terhadap hal-hal yang sering dianggap tabu: kematian, penyakit, dan pertemuan dengan malaikat pencabut nyawa. Ia ingin menyampaikan bahwa kebahagiaan bisa muncul dari kesadaran bahwa hidup memiliki batas, dan waktu yang sedikit itu sebaiknya digunakan untuk berbicara—dengan diri sendiri, orang lain, dan semesta. Ditunggu karya terbaik mahasiswa PSTF selanjutnya, sampai bertemu di sana!

Salam HIMAFISI: Kreatif, Muda, dan Energik!