[:en]REBIRTH – Sebuah Titik Balik Bertajuk Kelahiran Kembali [:]

[:en]

Empatbelas Project terlahir kembali, kelompok yang merupakan wadah bagi mahasiswa Program Studi Televisi & Film atau yang akrab disebut PSTF Universitas Jember angkatan 2014 itu secara resmi memperkenalkan tiga filmnya melalui pemutaran perdana karya film praktika fiksi dengan dukungan dari Himafisi, Himpunan Mahasiswa Program Studi Televisi & Film. Bertempat di aula Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, acara yang dihelat pada tanggal 3 Maret 2018 itu sukses besar, terbukti dengan pencapaian 277 pasang mata yang resmi tercatat pada daftar hadir.

Diskusi bersama tiga sutradara. Dari kiri ke kanan: Zulfa (Moderator), Agung (Tigadua), Yudhis (Tanung), Alif (Ji Dullah).

Mengusung tema yang cukup berat, tidak membuat para punggawa empatbelas project itu terbebani. Panitia terlihat siap dan menikmati kerja mereka. Maklum, acara ini benar-benar disiapkan dari jauh hari. Contoh kecil dapat terlihat dari betapa gencarnya promosi yang dilakukan, mulai dari mulut ke mulut, mengudara lewat radio, hingga masuk ke sekolah-sekolah yang ada di Jember. Acara ini juga digelar atas dasar rindu berkegiatan bersama dan reuni angkatan setelah terpisahkan oleh magang.

“Acara rebirth atau pemutaran karya parktika fiksi angkatan 2014 ini bertujuan untuk menyatukan atau reuni angkatan kita yang sudah lama tidak melakukan kegiatan bersama dengan mayoritas panitia teman-teman 2014.” Ungkap Yudhistira, selaku ketua penyelenggara.

Film yang pertama diputar adalah Tigadua, film action besutan Agung Kurniawan. Dilanjutkan dengan Tanung, film horor yang disutradarai oleh Yudhistira Andi. Dan diakhiri oleh film komedi arahan Alif Septian, Ji Dullah. Kendati berbeda genre, ketiga film di atas memiliki keterkaitan di mana ketiganya membicarakan tentang kekuasaan melalui perspektif masing-masing.

Suasana acara.

Tidak hanya pemutaran film dan wadah diskusi, pengunjung juga disuguhi dengan pameran artistik dari ketiga film di sepanjang lorong aula fakultas ilmu budaya. Properti yang digunakan dalam film dapat dinikmati secara dekat, yang entah disengaja atau tidak, seakan menarik masuk pengunjung ke dalam film-film tersebut.

Yudhistira menambahkan, “Rebirth juga menjadi embrio untuk pagelaran-pagelaran praktika kedepannya agar tugas praktika tidak hanya menjadi tugas saja tapi menjadi sebuah karya bersama.”

Dilansir di tempat berbeda, Alif Septian mendukung, “Rebirth ini merupakan acara yang layak untuk dijadikan agenda tahunan, karena dengan begini teman-teman PSTF tidak hanya bisa membuat sesuatu karya, namun juga siap untuk bertemu penonton dan sekaligus menjadi eksibitor film.”

“Rebirth menurut saya sendiri adalah media pemutaran alternatif di Jember bagi para pembuat film khususnya bagi (mahasiswa) PSTF angkatan 2014 untuk mendistribusikan karyanya ke penonton, yang mana menjadi ruang apresiasi sekaligus diskusi antara pembuat film dan penontonnya.” Agung Kurniawan menambahkan. “Acara pemutaran seperti ini menurut saya layak untuk diadakan lagi karena selain untuk mendistribusikan karya-karya mahasiswa PSTF, juga sebagai media edukasi bagi penonton dengan pengalaman menonton yang baru.” Pungkasnya.

Ditulis oleh: Bima Nugroho

[:]