[:en]http://imgur.com/gallery/ntB6VSh
JEMBER – Berbicara tentang pedesaan, tentu sayang jika harus melewatkan warung kopi. Sebuah tempat sederhana dan kebanyakan terbuat dari bambu yang semi permanen ini dirasa cukup mewakili karakter desa. Bahkan sampai ada yang mengatakan, jika ingin mencari informasi atau ingin mengetahui tentang sebuah desa, pergilah ke warung kopinya. Tentu saja pernyataan tersebut tidak berlebihan, karena di sana, kita bisa bertemu dengan orang lokal dari berbagai kalangan, mulai dari petani hingga pegawai negeri.
Hal ini pula yang menginspirasi Fajar Aji, Dosen Program Studi Televisi dan Film Universitas Jember untuk mengangkatnya menjadi sebuah film pendek. “Jadi film pendek yang berisikan tentang aktifitas kehidupan sehari-hari di desa lewat warung kopi.” Tegasnya. “Obrolan seputar menanggapi kuis Pak Jokowi hingga persiapan jika sampai Pak Jokowi datang ke desa tersebut, karena kebetulan bulan depan adalah bulan Juni, maka persiapan seputar pancasila.”
Bagi-bagi sepeda mungkin adalah salah satu hobi yang dilakukan Presiden Joko Widodo tiap kali berkunjung ke suatu daerah. Pertanyaannya mudah, namun menjadi sulit karena faktor pemberi pertanyaannya. Tak sedikit para penerima yang menjadi grogi dalam menjawab pertanyaan orang nomor satu di republik ini. Yang paling membuat pecah tawa tentu saja jawaban ikan.. ikan indosiar (selain ikan yang satunya tentu saja).
Fajar Aji selaku sutradara memanfaatkan hal itu untuk kemudian dipertemukan dengan pancasila melalui obrolan para tokohnya. Beliau menuturkan bahwa produksi Film Ngilo bertujuan untuk berpartisipasi dalam lomba film pendek tentang pancasila. Selain itu beliau menambahkan, “Produksi ini sebagai bentuk kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dalam pembuatan film, sehingga transfer ilmu jauh lebih aplikatif akrab dan kritis mulai tahap pra sampai pasca.”
Keakraban memang terlihat dalam proses produksi. Terlihat wajah-wajah santai namun serius menikmati alur produksi, sesekali para kru terlihat bercanda satu sama lain. Hari syuting sebenarnya adalah hari yang cukup menegangkan dan membuat para kru harap-harap cemas. Karena malamnya hujan tak kunjung berhenti dan paginya matahari belum terlihat jelas sinarnya. Beruntung, seluruh rangkaian kegiatan berjalan sesuai rencana. Produksi terasa menyenangkan dan dibungkus pada hari yang sama.
Dihubungi setelahnya, Muslimaturrosyiidah atau yang akrab disapa Iim, selaku pemeran Maria dalam film mengatakan, “Jujur waktu baca naskah aku gak paham kalau Maria itu nasrani. Bukan hal yang lumrah dengan agama minoritas menjaga warung kopi yang bisa dijamah khalayak ramai.” Selain itu juga, Iim mengungkapkan bahwa ia tertarik dengan dialog pada ending film.
Penasaran seperti apa filmnya? Silahkan lihat di sini! Di mana? Di sini!
https://youtu.be/loRVaUAi8no[:]