Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Jember. Film pendek berjudul Pulasara, karya tugas akhir mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (PSTF) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNEJ angkatan 2021, berhasil meraih penghargaan Film Fiksi Terbaik dalam ajang Festival Film Pendek Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (FFTV IKJ) 2025.
Film yang disutradarai oleh Lailatul Mukjizah ini awalnya diundang sebagai salah satu peserta pemutaran. Namun, momen tersebut berujung pada kabar menggembirakan ketika Pulasara resmi diumumkan sebagai pemenang kategori Film Fiksi Terbaik pada malam penghargaan yang digelar 3 Oktober 2025.
Tidak hanya mencatatkan prestasi di FFTV IKJ, Pulasara juga menunjukkan perjalanan festival yang konsisten. Film ini tercatat telah menembus lima festival film, baik di tingkat lokal maupun nasional. Beberapa di antaranya adalah Layar Lokal Film Festival (LLoFF) sebagai official selection Program Layar Delta, Lawang Sewu Short Film Festival, UNEJ Film Festival 2025, serta Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), di mana Pulasara juga berhasil lolos sebagai official selection.

Tentang Film Pulasara
Mengangkat sudut pandang yang tidak lazim, Pulasara bercerita tentang seorang bapak yang telah meninggal dunia, namun digambarkan seolah menyaksikan proses pemulasaraan jenazahnya sendiri. Alih-alih menghadirkan suasana duka yang hening, film ini justru menyoroti perdebatan anak-anaknya yang terjebak konflik lama, persoalan warisan, dan ego yang tak kunjung reda. Cerita tersebut menghadirkan potret rapuhnya relasi keluarga ketika nilai kebersamaan mulai terkikis.
Gagasan cerita ini lahir dari pengamatan personal sang sutradara terhadap fenomena sosial yang kian sering ditemui di lingkungan sekitar. Perseteruan antar saudara akibat harta, tanggung jawab, dan persoalan kecil kerap muncul, bahkan menjadi konsumsi publik di media sosial. Dari pengamatan tersebut, Lailatul Mukjizah merumuskan cerita yang padat dan intim, disesuaikan dengan durasi serta kebutuhan konsep film pendek.
Secara teknis, Pulasara dikembangkan menggunakan konsep one shot film dengan pendekatan subjective point of view. Seluruh cerita disajikan dalam satu rangkaian gambar tanpa potongan, sehingga menuntut presisi tinggi dalam pergerakan kamera, pengaturan blocking pemain, hingga koordinasi antar departemen.
Untuk merealisasikan konsep tersebut, Laila bersama tim produksi menjalani sejumlah workshop peralatan dan diskusi teknis secara intensif. Persiapan dilakukan secara detail, mulai dari tata kamera, perekaman suara, hingga manajemen risiko di lokasi syuting. Proses ini menjadi krusial mengingat kesalahan kecil dapat berdampak pada keseluruhan pengambilan gambar.
Tahap produksi pun berlangsung efisien berkat kesiapan kru dan pemain. Sesi reading naskah serta simulasi teknis dilakukan berulang kali agar pada hari pengambilan gambar seluruh tim dapat bekerja dalam ritme yang solid dan terkontrol.
Penghargaan Film Fiksi Terbaik yang diraih Pulasara di FFTV IKJ 2025
Penghargaan Film Fiksi Terbaik yang diraih Pulasara di FFTV IKJ 2025 menjadi bukti bahwa mahasiswa PSTF FIB UNEJ mampu menghadirkan karya yang kuat secara teknis sekaligus relevan secara sosial. Film ini hadir sebagai pengingat bahwa keluarga, yang kerap dianggap sebagai ruang paling aman, justru bisa menjadi tempat paling rapuh ketika ego dibiarkan tumbuh tanpa kendali.
Festival Film Pendek FFTV IKJ 2025 sendiri berlangsung sejak 2 Oktober 2025 dan diisi dengan berbagai agenda pendukung. Pada hari pertama, Fakultas Film dan Televisi IKJ menggelar diskusi bertema “Membangun Ekosistem Film yang Solid” dengan menghadirkan sejumlah akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan di bidang film dan televisi. Rangkaian acara ini menjadi ruang berbagi pengetahuan sekaligus penguatan jejaring antar mahasiswa dan pelaku industri.
Keberhasilan Pulasara dalam ajang ini menambah daftar capaian mahasiswa FIB UNEJ di ranah perfilman. Prestasi tersebut sekaligus menjadi dorongan bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya, berani bereksperimen, dan menjadikan film sebagai medium refleksi sosial yang jujur dan bermakna.
Salam HIMAFISI: Kreatif, Muda, dan Energik!


