You are currently viewing Screening Kita: Perayaan Dies Natalis HIMAFISI ke-15 dengan tema Layar Naratif

Screening Kita: Perayaan Dies Natalis HIMAFISI ke-15 dengan tema Layar Naratif

Merayakan Narasi, Menyulam Gagasan

Himpunan Mahasiswa Televisi dan Film (HIMAFISI) Universitas Jember kembali menghadirkan ruang apresiasi film melalui acara Screening Kita yang digelar pada 10 September 2025 di Aula Sutan Takdir Alisjahbana FIB UNEJ. Mengusung tema “Layar Naratif”, acara ini menjadi bagian spesial dari rangkaian Dies Natalis HIMAFISI ke-15.

“Layar Naratif” tidak hanya dimaknai sebagai selebrasi, melainkan wadah refleksi. Setiap karya yang diputar lahir dari keresahan, imajinasi, dan pengalaman personal para mahasiswa film. Dengan begitu, layar bukan sekadar media tayang, tetapi ruang ekspresi yang menegaskan bahwa film mampu menjadi medium memahami diri, orang lain, hingga dunia.

Tiga Film, Tiga Keresahan

Acara ini menayangkan tiga karya dari mahasiswa film lintas kampus:

  • Satu Hari Setelah (PSTF UNEJ) – drama tentang hubungan ayah-anak dan dilema pengasuhan.
  • What They Don’t Know About Me (ISBI Bandung) – potret getir korban pelecehan seksual yang mencoba melawan ketakutannya.
  • Kata Laut untuk Pelaut (Tasik Project) – kisah perjuangan remaja pesisir dalam mengejar mimpi menjadi pelaut.

Ketiga film ini dipilih karena masing-masing membawa isu yang kuat dan berbeda, mulai dari keluarga, trauma sosial, hingga tradisi masyarakat pesisir.

Diskusi Kritis: Dari Keresahan hingga Proses Kreatif

Selepas pemutaran, forum diskusi berlangsung hangat dengan penonton yang antusias bertanya langsung pada para pengkarya, meskipun dua pengkarya bergabung secara online tidak membuat antusias para penonton untuk bertanya langsung kepada pengkarya pengkarya dari film film keren yang telah ditonton.

  • Ghassan Musyaffa (ISBI Bandung) menjelaskan keresahannya tentang angka pelecehan seksual yang terus meningkat. Baginya, film adalah medium penting untuk menyuarakan isu sensitif yang jarang diangkat.
  • Arif Rahmatullah (Tasik Project) berbagi pengalaman syuting di Kalimantan, termasuk tantangan merekam adegan di atas laut. Ia menekankan pentingnya diskusi bersama tim, termasuk dengan DOP, untuk menciptakan rasa yang dekat dengan penonton melalui teknik handheld.
  • Agit Firmansyah (PSTF UNEJ), sutradara Satu Hari Setelah, menekankan bahwa cinta ayah bisa hadir dalam bentuk yang berbeda. Meski terlihat kasar atau harus melepaskan anak kepada neneknya, hal itu tetap bentuk kasih sayang. Ia juga menyoroti titik balik filmnya: pertanyaan “ikut ayah atau nenek?” yang menjadi penguat narasi.

Diskusi pun berkembang pada aspek teknis, mulai dari penggunaan warna, pengambilan gambar, hingga konsep drama yang sesekali disisipi humor sebagai jeda emosional.

Suara dari Pimpinan dan Harapan ke Depan

Acara ini turut dihadiri pimpinan fakultas dan program studi. Dalam sambutannya, Wakil Dekan III menegaskan optimisme bahwa PSTF UNEJ semakin kuat dalam semangat berkarya dan bersinema dan beliau menyampaikan bahwa mahasiswa harus terus membangun gagasan kreatif. Baginya, film bukan hanya tontonan, tetapi ruang yang memadukan tradisi, filsafat, etika, dan nilai kemanusiaan. Momen Kebersamaan ini disimbolisasi dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum HIMAFISI yang dibagikan kepada Wakil Dekan III, Kepala Prodi PSTF, dan Pembina HIMAFISI yang diiringi oleh lagu Ulang Tahun by Jamrud.

Harapan besar juga disampaikan: agar PSTF UNEJ bisa melahirkan karya berkualitas, memperkaya khasanah sinema, bahkan menjadikan Jember sebagai rumah produksi yang diperhitungkan, baik nasional maupun internasional.

Layar sebagai Rumah Bersama

Antusiasme penonton memenuhi aula sepanjang acara, membuktikan bahwa Screening Kita bukan sekadar pemutaran film, tetapi ruang belajar bersama. HIMAFISI percaya, setiap karya yang lahir membawa pesan yang patut direnungkan, sekaligus bukti bahwa mahasiswa mampu mengolah keresahan menjadi bahasa visual yang menyentuh pikiran dan perasaan.

Memasuki usia ke-15, HIMAFISI meneguhkan komitmennya untuk terus menghadirkan ruang apresiasi dan kolaborasi. Dengan layar sebagai rumah bersama, semoga karya-karya mahasiswa Televisi dan Film Universitas Jember semakin berkembang, berwarna, dan melahirkan bintang-bintang baru dalam dunia sinema.

Salam HIMAFISI: Kreatif, Muda, dan Energik!